Kaligrafi Islam kontemporer merupakan “pemberontakan” atas kaidah-kaidah murni kaligrafi klasik.
Perkembangannya sangat pesat menjejali aneka media dalam bentuk-bentuk
kategori. Mazhab tersebut berusaha lepas dari kelaziman khath atau kaligrafi murni yang banyak dipegang para khathath di banyak pesantren dan perguruan Islam, seperti Naskhi, Tsuluts, Farisi ,Diwani Diwani Jali, Kufi, dan Riq’ah.
Di
antara ciri-ciri “pelanggaran” yang menunjuk pada bukti kebebasan
kreatif yang menghasilkan gaya berbeda ini dapat disimpulkan dari
kemungkinan-kemungkinan berikut:
- Sepenuhnya berdiri sendiri sebagai suguhan khas pelukisnya, dengan mengabaikan sama sekali bentuk anatomi huruf khath murni. Bentuk ini merupakan eksplorasi teknik dan kebebasan ekspresi penuh sang pelukis.
- Merupakan kombinasi antara hasil imajinasi pelukis dengan gaya murni yang populer. Pada bagain ini , karya kontemporer masih mewarisi bentuk tradisionalnya.
Gaya
kontemporer juga lebih mengarah kepada kecenderungan tema, yakni karya
dua dimensi atau tiga dimensi yang menghadirkan unsur kaligrafi “secara
mandiri” dan dilatari unsur lain dalam kesatuan estetik dengan
penampilan sebagai gaya ungkapan, media, dan teknik. Wujud nyata alam
pada karya-karya dihadirkan melauli penggambaran nyata berupa
pemandangan, benda-benda, dan peristiwa.
siapakah pengkarya?
BalasHapus